Usia 26 Tahun Dianggap Tua, Realita Pahit Dunia Kerja

Sejumlah kisah nyata menunjukkan bahwa banyak perusahaan di Indonesia menetapkan syarat usia maksimal yang sangat muda, sehingga pencari kerja usia 26 tahun—yang seharusnya berada dalam masa puncak produktivitas—justru dianggap “terlambat”. Misalnya, seorang pencari kerja asal Bandung mengungkap:

“Cari kerja di usia 26 ternyata sama sekali nggak mudah… Persyaratan maksimalnya untuk posisi staf itu rata-rata di angka 25 tahun.” detiknews
Media sosial bahkan menampilkan meme bahwa usia 26 dianggap “manula” dalam dunia lowongan kerja. IDN Times

Menurut artikel Kompas.com:

“Banyak lowongan menetapkan syarat usia maksimal, misalnya 30 tahun atau bahkan 27 tahun.” Kompas Keuangan
Sedangkan laporan DW menyebut diskriminasi usia (ageism) muncul ketika pelamar yang lebih tua dianggap kurang produktif meski kemampuan masih memadai. Deutsche Welle


Mengapa Hal ini Terjadi?

  1. Persaingan yang sangat ketat
    Dengan banyaknya pelamar untuk tiap lowongan, perusahaan memilih “yang paling muda” agar dianggap lebih long-term dan biaya lebih rendah. Kompas Keuangan+1

  2. Stigma dan asumsi usia = produktivitas
    Banyak perusahaan masih beranggapan bahwa pekerja muda lebih cepat beradaptasi dan punya semangat tinggi. Kompas Keuangan

  3. Kurangnya regulasi yang mencegah diskriminasi usia
    Walau UU Ketenagakerjaan tidak secara eksplisit melarang syarat usia maksimal, praktik pembatasan umur dalam lowongan masih marak. Kompas Keuangan+1


Dampak Bagi Pencari Kerja Usia 26 Ke Atas

  • Kelangkaan kesempatan kerja formal: Pemilihan usia maksimal membuat pelamar usia sedikit lebih tua mendapat sedikit kesempatan.

  • Keterlambatan pengembangan karier: Usia 26 biasanya dianggap periode pembentukan karier, tetapi ketika harus mulai dari bawah, waktu terasa tertunda.

  • Tekanan untuk segera menikah dan stabil secara finansial: Saat karier belum stabil, beban sosial dan pribadi semakin berat.

  • Frustrasi dan turunnya motivasi: Sadar bahwa batas usia bisa jadi penghalang utama membuat banyak pencari kerja merasa putus asa.


Apa yang Bisa Dilakukan?

  • Kandidat usia 26 tahun ke atas:

    • Perkuat portofolio dan kemampuan spesifik agar bisa bersaing bukan soal usia tapi keunggulan.

    • Pertimbangkan untuk mencari kerja di sektor yang menghargai pengalaman dan skill, bukan hanya usia.

    • Jalin jaringan (networking) dan pertimbangkan kerja freelance atau mandiri bila formal sulit ditembus.

  • Perusahaan dan pemberi kerja:

    • Evaluasi ulang syarat usia maksimal dalam lowongan – fokuslah pada kompetensi dan potensi nyata.

    • Kembangkan budaya manajemen yang inklusif dan menghargai tenaga produktif dari berbagai usia.

  • Pemerintah dan regulasi:

    • Tingkatkan pengawasan terhadap praktik diskriminasi usia dalam rekrutmen.

    • Sosialisasikan dan dorong penerapan prinsip merit-based recruitment di semua sektor.


Kesimpulan

Batasan usia dalam dunia kerja Indonesia menempatkan banyak orang di usia produktif—termasuk usia 26 tahun—menghadapi tantangan ekstra. Mereka punya potensi besar, tapi sistem perekrutan yang masih kerap mengutamakan “muda” membuat kesempatan menjadi terbatas. Realitas ini perlu diperbaiki melalui kolaborasi antara pekerja, pemberi kerja, dan pembuat kebijakan agar usia bukan lagi menjadi penghalang bagi karier, tetapi hanya angka yang tak menentukan nilai seseorang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *