Jakarta/Sydney — Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese hari ini mengumumkan bahwa kedua negara telah menyetujui sebuah pakta keamanan baru yang akan ditandatangani secara resmi pada Januari 2026. Kesepakatan ini menandai era baru dalam kerja sama pertahanan dan keamanan antara kedua negara tetangga. (aljazeera.com)
Pakta tersebut akan mencakup mekanisme konsultasi rutin antara pimpinan dan menteri kedua negara atas isu‑isu keamanan bersama, pelaksanaan aktivitas keamanan bersama yang saling menguntungkan, serta peninjauan tindakan jika salah satu atau kedua negara menghadapi ancaman terhadap keamanan. (reuters.com)
PM Albanese menyebut bahwa perjanjian ini “penting bagi stabilitas kawasan Indo‑Pasifik” dan bahwa kedua negara “mengenali bahwa jalan terbaik untuk memastikan perdamaian dan stabilitas adalah dengan bertindak bersama”. Presiden Prabowo pun menekankan nilai persahabatan antar negara, mengutip pepatah Indonesia: “tetangga membantu di saat kesulitan”.
Latar belakang dan implikasi
Pakta ini dibangun di atas dua kesepakatan sebelumnya: Lombok Treaty (2006) dan Defence Co‑Operation Agreement (2024). Kini langkah naikannya adalah komitmen yang lebih formal dan luas.
Bagi Indonesia, ini adalah penegasan bahwa meskipun menerapkan kebijakan luar negeri yang mandiri, negara ini tetap melihat pentingnya kerja sama strategis dalam menghadapi tantangan keamanan seperti laut yang tidak aman, terorisme, dan konflik di kawasan.
Bagi Australia, kesepakatan ini memberikan pasangan strategis yang sangat penting dalam konteks persaingan kekuatan di kawasan yang semakin kompetitif.
Tantangan dan catatan
-
Meskipun disepakati secara substantif, dokumen final belum disosialisasikan secara penuh; publik harus menunggu penandatanganan resmi.
-
Indonesia dikenal sangat berhati‑hati dalam menjaga kedaulatan dan non‑bloknya, sehingga bagaimana pakta ini dipandang oleh negara lain (termasuk Tiongkok) menjadi perhatian.
-
Eksekusi kerjasama teknis (misalnya latihan gabungan, pangkalan militer, intelijen) memerlukan waktu dan kesepakatan detail, yang belum sepenuhnya terang saat ini.
Kesimpulan
Dengan kesepakatan ini, Indonesia dan Australia semakin memperkuat hubungan pertahanan dan keamanan mereka di tengah geostrategi kawasan yang dinamis. Meskipun masih tahap awal, pakta ini bisa menjadi fondasi bagi kerjasama yang lebih intensif dalam hal keamanan maritim, latihan militer, dan respons bersama atas ancaman. Publik dan pengamat akan menanti bagaimana implementasi langkah‑langkah praktisnya ke depan
