Pembangunan IKN Dikhawatirkan Mandek, Dunia Soroti Lagi

Proyek ambisius Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur kembali menjadi perhatian dunia internasional. Beberapa media asing seperti The Guardian dan Bloomberg menyoroti lambannya progres pembangunan hingga muncul kekhawatiran bahwa proyek ini berpotensi mandek sebelum mencapai visi yang diharapkan.

Dalam laporannya, The Guardian menyebut IKN berisiko menjadi “ghost city” atau kota hantu modern jika tidak ada percepatan investasi dan pengisian populasi. Istilah ini muncul karena hingga akhir 2025, jumlah penduduk yang menghuni kawasan inti IKN masih jauh dari target pemerintah.

Baca juga: Progres Terbaru Pembangunan Infrastruktur IKN 2025

Pemerintah sebelumnya mengalokasikan dana besar untuk IKN, namun laporan keuangan terbaru menunjukkan adanya penurunan anggaran yang cukup signifikan. Dari total pembiayaan Rp 72 triliun, hanya sebagian yang terealisasi pada 2025.

Menurut data Kementerian Keuangan, realisasi pembangunan kawasan inti pemerintahan baru mencapai sekitar 55% hingga Oktober 2025. Beberapa proyek vital seperti jaringan air bersih, jalan utama, dan hunian ASN masih dalam tahap penyelesaian.

Minimnya realisasi investasi swasta turut memperburuk situasi. Dari target Rp 100 triliun investasi non-APBN, baru sekitar 20% yang benar-benar terealisasi. Investor global dinilai masih ragu karena faktor ketidakpastian politik dan infrastruktur pendukung yang belum memadai.

Kondisi terkini memperlihatkan suasana yang kontras dengan ambisi besar yang digaungkan sejak awal. Sejumlah pekerja dan pelaku usaha kecil yang sempat pindah ke kawasan IKN mengeluhkan menurunnya aktivitas ekonomi.

“Awalnya ramai, banyak pekerja proyek. Tapi sekarang mulai sepi karena sebagian proyek tertunda,” ujar salah satu pelaku usaha laundry di kawasan inti.

Fenomena ini memperkuat kesan bahwa IKN belum benar-benar “hidup” sebagai kota. Beberapa kontraktor mengakui adanya penundaan pengerjaan infrastruktur sekunder, terutama fasilitas publik seperti taman kota dan area komersial.

Lihat juga: Dampak Ekonomi IKN bagi UMKM Lokal

Meski banyak tantangan, pemerintah menegaskan proyek IKN tidak akan berhenti. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, memastikan bahwa pembangunan tahap pertama tetap ditargetkan rampung pada 2026.

“Progres tetap berjalan, meski dengan ritme yang disesuaikan,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Pemerintah juga sedang bernegosiasi dengan investor dari Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab untuk mendukung tahap lanjutan.

Selain isu investasi, dampak lingkungan juga menjadi perhatian. Beberapa organisasi lingkungan mencatat adanya potensi perubahan ekosistem hutan di wilayah Kalimantan Timur akibat pembangunan massif.

Warga di sekitar Sungai Sepaku melaporkan adanya peningkatan debit air dan erosi akibat pengerjaan proyek drainase yang belum sempurna. Pemerintah berjanji memperbaiki sistem tata air agar dampaknya bisa diminimalisir.

Artikel terkait: Kritik Aktivis Soal Dampak Ekologis Pembangunan IKN

Untuk menghindari skenario terburuk, para pakar tata kota menyarankan langkah-langkah strategis, di antaranya:

  1. Percepatan pemindahan ASN agar kawasan segera hidup.

  2. Peningkatan transportasi publik menuju Balikpapan dan Samarinda.

  3. Insentif fiskal untuk menarik investor dan UMKM.

  4. Transparansi progres proyek agar publik dan investor percaya.

Saran ini sejalan dengan laporan dari Detik Travel yang menyoroti perlunya percepatan pengisian populasi dan pengembangan fasilitas publik agar IKN tidak stagnan.

IKN memiliki visi besar: menjadi kota hijau, futuristik, dan berkelanjutan. Namun perjalanan menuju visi tersebut tidak mudah. Berkurangnya dana, lambatnya investasi, dan minimnya penghuni membuat dunia mempertanyakan kelangsungan proyek ini.

Apabila pemerintah mampu menjaga komitmen, mempercepat realisasi investasi, dan menghidupkan aktivitas ekonomi, maka IKN masih punya peluang besar untuk membuktikan diri sebagai kota masa depan Indonesia, bukan sekadar proyek ambisius di tengah hutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *