Setelah Pensiun, Ini Harapan Hidup Jonatan Christie

Jonatan Christie — “Jojo” bagi fans — mungkin belum gantung raket. Tapi belakangan ini dia sudah mulai memikirkan masa depan setelah kompetisi aktif. Berikut harapan dan rencana hidupnya ke depan, berdasarkan pernyataan terkini dan situasi sekarang.

🎯 Latar: Keluar dari Pelatnas & Status Saat Ini

  • Jojo bersama rekannya memutuskan keluar dari pelatnas PBSI. Alasan utama: hasil di Olimpiade 2024 dianggap kurang memuaskan, dan ia merasa butuh perubahan dalam pendekatan latihan dan karier. ANTARA News+1

  • Setelah keluar dari pelatnas, Jonatan tetap aktif sebagai pemain independen dan tampil di banyak turnamen global — dan performanya bahkan semakin stabil. ANTARA News+1

  • Tahun 2025 jadi saksi kebangkitan Jojo: juara di Hylo Open 2025 dan gelar lainnya dalam tur Eropa menunjukkan bahwa meskipun statusnya “non-pelatnas”, semangat dan kompetisinya tetap tinggi. ANTARA News+2Suara Merdeka Jakarta+2

Artinya: meskipun masa pensiun belum di depan mata, Jojo sudah mulai memikirkan “life after competition”.

✅ Harapan & Rencana Setelah Pensiun

Akademi Bulu Tangkis — Investasi ke Generasi Berikutnya

Salah satu mimpi besar Jojo: mendirikan akademi khusus pemain tunggal. ANTARA News+1

  • Akademi ini ia bayangkan seperti model milik pebulu tangkis senior lain — punya fasilitas lengkap, pelatih khusus, bahkan asrama. ANTARA News

  • Fokusnya bukan sekedar meloloskan atlet berbakat, tapi juga memberi kesempatan bagi mereka yang punya motivasi tinggi namun terhambat biaya atau akses. ANTARA News+1

  • Jojo berharap lokasi akademi bisa “dekat rumah” — supaya dia bisa turun tangan langsung di pembinaan, bukan sekedar jadi nama di papan nama saja. ANTARA News

Tujuannya: melahirkan generasi baru tunggal putra yang kuat — sekaligus memberi warisan ke bulu tangkis Indonesia setelah kariernya selesai.

Memanfaatkan “Link & Jaringan” dalam Karier Setelah Bulu Tangkis

Jojo menyadari bahwa keluar dari pelatnas berarti harus lebih mandiri — bukan cuma di lapangan, tapi juga dalam membangun karier jangka panjang. ANTARA News+1

Dia berharap bisa menggandeng pihak swasta dan mitra untuk mendukung rencana akademi atau proyek lain setelah nanti pensiun. ANTARA News

Menyambung Karier lewat Pembinaan & Transfer Ilmu

Dengan pengalaman kompetisi internasional, gelar, dan dinamika karier — Jojo punya modal kuat untuk jadi mentor atau pelatih ketika sudah tidak aktif sebagai pemain. Akademinya bisa jadi medium untuk itu.

Bukan cuma soal teknik, tapi juga mentalitas, disiplin, dan pengalaman “jalan panjang” di dunia bulu tangkis — sesuatu yang sangat dibutuhkan atlet muda.

💬 Pernyataan Jojo Soal Masa Depan

Dalam wawancara baru-baru ini, Jojo bilang keinginannya punya akademi sudah lama terbetik — “seperti angan-angan.” Tapi sekarang, dengan status non-pelatnas dan jaringan yang makin luas, dia merasa waktu dan kondisi semakin mendukung untuk mewujudkannya. ANTARA News+1

Ia juga menyadari bahwa membangun akademi bukan cuma soal keinginan — perlu lahan, mitra, konsistensi. Tapi dia tampak optimis kalau ada pihak swasta yang mau bekerja sama. ANTARA News

⚠️ Tantangan & Realita yang Mungkin Dihadapi

  • Mencari lahan: Jojo sendiri menyebut ini sebagai kendala utama. ANTARA News

  • Membutuhkan partner/perusahaan untuk mendukung finansial & operasional akademi — tidak bisa hanya mengandalkan semangat.

  • Transisi dari karier elite ke “pembina & entrepreneur” butuh adaptasi mental dan manajerial — bukan cuma skill lapangan.

  • Kompetisi dan regenerasi di bulu tangkis Indonesia cepat — akademi harus punya strategi jangka panjang supaya tetap relevan.

🔮 Pandangan ke Depan: Kenapa Harapan Jojo Penting

  • Membuat warisan nyata bagi bulu tangkis Indonesia — bukan cuma trophies, tapi pembinaan jangka panjang.

  • Membantu akses atlet muda dari daerah/komunitas kurang terjangkau — membuka ruang bagi bakat baru tanpa banyak hambatan.

  • Memanfaatkan pengalaman elite dan jaringan luas Jojo: bisa jadi batu loncatan bagi atlet dan pelatih baru.

  • Potensi bagi Jojo sendiri: tetap relevan di dunia bulu tangkis meski sudah “off-court” — sebagai pelatih / mentor / figur inspiratif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *